Jakarta, Mysites – Sebuah video viral di media sosial menyoroti dugaan praktik suap di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok. Seorang turis asal Cina secara diam-diam merekam petugas imigrasi dan menarasikan bahwa masuk ke Thailand bisa lebih mudah dengan memberikan suap. Tuduhan serius ini menyebutkan bahwa petugas imigrasi Thailand bahkan memberikan bantuan untuk membawa barang bawaan sebagai bagian dari praktik ilegal tersebut.
Video tersebut, yang dengan cepat menyebar luas, juga memuat klaim dari turis Cina itu bahwa bekerja di Thailand tanpa visa dimungkinkan jika memiliki koneksi dengan Biro Imigrasi. Informasi ini, dilansir dari Nation Thailand pada Selasa, 10 Juni 2025, tentu saja menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan tentang integritas sistem imigrasi Thailand.
Menanggapi video viral tersebut, Choengron Rimpadee, kepala Divisi Imigrasi 2 di Bandara Suvarnabhumi, membenarkan bahwa rekaman itu diambil di area kedatangan imigrasi bandara. Petugas yang terlihat dalam video tersebut diidentifikasi sebagai Kapten Polisi Eknarin Chantamatharapaskul, wakil inspektur unit imigrasi masuk.
Kronologi Versi Petugas Imigrasi
Eknarin menjelaskan bahwa kejadian tersebut bermula ketika turis Cina itu mendatanginya dan meminta bantuan untuk mengisi formulir pendaftaran daring (TDAC) karena kesulitan memahami sistemnya. Berbekal niat baik, Eknarin membantu memasukkan informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya, turis tersebut meminta agar proses paspornya dipercepat karena sedang terburu-buru. Eknarin kemudian mengantarkannya ke antrean pemeriksaan paspor biasa dan kembali bertugas membantu pelancong lain. Ia mengaku tidak menyadari bahwa turis tersebut merekamnya secara diam-diam dari belakang.
Eknarin menegaskan bahwa tindakannya murni didasari oleh keinginan untuk membantu turis yang kesulitan. Ia mengaku terkejut dan kecewa mendapati bahwa rekaman tersebut telah disalahgunakan, diedit, dan ditambahkan komentar palsu yang merusak reputasinya.
Penyalahgunaan Kebijakan Bebas Visa
Thailand menerapkan kebijakan bebas visa bagi wisatawan dari berbagai negara, termasuk negara-negara ASEAN dan Cina. Namun, kebijakan ini kerap disalahgunakan untuk tujuan lain, seperti bekerja secara ilegal.
Choengron mengungkapkan bahwa pihak berwenang Thailand telah meningkatkan pengawasan dan menindak tegas warga negara asing yang menyalahgunakan fasilitas bebas visa. Antara Januari hingga Mei 2025, petugas imigrasi telah menolak masuk sekitar 8.193 orang asing, yang sebagian besar diduga masuk dengan kedok pariwisata namun berencana untuk bekerja secara ilegal.
Ia juga menambahkan bahwa ada oknum dan agen yang menyesatkan warga negara Cina melalui konten dan iklan palsu. Mereka menjanjikan kemudahan masuk ke Thailand melalui “koneksi” dengan petugas imigrasi. Selain itu, beberapa turis menjadikan pos pemeriksaan imigrasi sebagai lokasi untuk membuat “konten tantangan” dengan merekam staf dan area terbatas secara diam-diam demi menghasilkan video viral.
Tindakan Hukum Telah Ditempuh
Eknarin telah melaporkan kasus pencemaran nama baik ini kepada pihak kepolisian di Kantor Polisi Suvarnabhumi. Biro Imigrasi juga mengambil langkah hukum berdasarkan undang-undang imigrasi untuk mencabut visa turis tersebut dan memasukkannya ke dalam daftar hitam orang yang dilarang masuk ke Thailand.
Pemerintah Thailand mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai atau menyebarkan konten menyesatkan yang dapat merusak integritas dan kredibilitas layanan imigrasi Thailand.
Kasus Serupa di Indonesia
Kasus serupa juga pernah terjadi di Indonesia pada Januari 2025. Seorang turis Cina membuat video di TikTok yang mengklaim bahwa ia bisa lebih mudah masuk ke Indonesia dengan memberikan suap. Dalam video tersebut, terlihat turis tersebut menyelipkan uang sebesar Rp 500.000 di dalam paspor di Bandara Soekarno-Hatta, yang diklaim sebagai suap agar bisa lolos. Turis tersebut kemudian memberikan klarifikasi dan permintaan maaf, menjelaskan bahwa uang tersebut sebenarnya ditujukan untuk biaya visa, bukan sebagai suap.
Pilihan Editor: Menimbang Manfaat dan Mudarat Golden Visa