Posted in

BMKG Minta Kapal Wisata yang Berlayar ke TN Komodo Waspadai Angin Kencang dan Gelombang Tinggi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com – Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Labuan Bajo, Maria Seran, meminta kapal wisata dan nelayan yang berlayar ke Taman Nasional Komodo agar waspada angin kencang dan gelombang tinggi pada pekan ini.

“BMKG mengimbau seluruh pengguna jasa pelayaran dan aktivitas wisata bahari di kawasan Taman Nasional Komodo untuk mewaspadai potensi cuaca yang berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran dalam beberapa hari ke depan,” ujar Maria, Selasa (1/7/2025).

Baca juga: Kapal Wisata Marak Kecelakaan di Labuan Bajo, BPOLBF Dorong Perbaikan Sistem Keselamatan dan Keamanan

Ia melanjutkan, berdasarkan prakiraan cuaca Maritim terbaru, terdapat indikasi peningkatan kecepatan angin dan berpotensi memicu kenaikan gelombang laut.

Khususnya angin dan gelombang laut di Selat Sape bagian selatan.

Prakiraan cuaca Maritim menunjukkan bahwa pada 1–4 Juli 2025, tinggi gelombang signifikan di Selat Sape bagian selatan dapat mencapai 1.80 meter, masuk dalam kategori gelombang sedang.

Baca juga: Kapal Wisata Terbalik di Perairan Labuan Bajo, BPOLBF Sebut Berdampak pada Kepercayaan Wisatawan dan Citra Pariwisata

Sementara kecepatan angin maksimum yang dapat terjadi sewaktu-waktu (wind gust) juga cukup dominan di wilayah ini, berkisar antara 32–37 knot.

Ini berpotensi memperkuat pembentukan gelombang dan mempercepat arus permukaan laut.

“Arah angin dominan bertiup dari Tenggara (SE) dan Timur (E), beriringan dengan arah arus permukaan ke barat daya (SW). Sehingga dapat menciptakan kondisi laut yang lebih dinamis dan berisiko terutama di perairan dangkal atau berkarang,” jelas dia.

Baca juga: Cuaca Ekstrem, Kapal Wisata di Labuan Bajo Diminta Hindari Selatan Pulau Padar dan Komodo

Untuk Selat Sape bagian utara, beber dia, kondisi cenderung lebih tenang dengan gelombang berada di kisaran 0.6–0.9 meter.

Namun tetap perlu diperhatikan karena kecepatan angin maksimum dapat mencapai 22–28 knot yg berpotensi juga menciptakan kondisi arus yang tidak stabil, khususnya di antara pulau.

Ia menambahkan, selain faktor angin dan gelombang, kondisi pasang surut laut juga menjadi faktor krusial.

Karena perubahan elevasi permukaan laut ini dapat mempengaruhi manuver kapal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *