Posted in

Evaluasi Sistem Pendakian Rinjani, Kemenpar Usul Pembentukan Rescue Center

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah melakukan evaluasi sistem keamanan dan pengawasan di jalur pendakian Gunung Rinjani. Evaluasi tersebut dilakukan bersama sejumlah menyusul insiden meninggalnya pendaki asal Brasil yang terjatuh saat mendaki gunung tersebut.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, mengatakan pihaknya memastikan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Pihaknya juga akan meningkatkan pengawasan dan evaluasi untuk memastikan segala kegiatan wisata khususnya di tempat wisata ekstrem sesuai dengan SOP yang berlaku.

“Kami memastikan kejadian ini tidak terulang kembali, Kementerian Pariwisata akan lebih meningkatkan pengawasan dan evaluasi untuk memastikan segala kegiatan wisata di tempat wisata ekstrem sudah mengikuti peraturan dan standar yang berlaku secara berkala mengadakan monitoring bersama pemangku kepentingan terkait,” kata Hariyanto seperti dikutip dari Antara.

Ia menambahkan, Kemenpar juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan, BASARNAS, dan pemerintah daerah untuk memastikan pengawasan terhadap keamanan tempat wisata ekstrem khususnya pendakian di Gunung Rinjani agar lebih diketatkan.

Pengawasan terhadap agen perjalanan, operator tur dan pemandu wisata yang sudah bersertifikasi dan mengikuti pelatihan juga diperketat agar aspek keselamatan dan keamanan di tempat wisata ekstrem dapat lebih ditingkatkan.

Pembentukan Rescue Center di Gunung Rinjani

Hariyanto menyebut dalam waktu dekat, telah diusulkan pembentukan rescue center (pusat penyelamatan) dan pelatihan porter dan pemandu wisata gunung untuk kemampuan penyelamatan.

“Sedangkan untuk tindak lanjut jangka menengah, akan dibuat penambahan alat komunikasi darurat untuk pos persinggahan, pemandu, porter dan lain-lain,” ujar dia.

Upaya lain yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu menengah berupa penambahan alat evakuasi darurat di pos-pos persinggahan pendakian sebagai langkah penyelamatan awal sebelum Tim SAR datang, penambahan pelatihan pemandu wisata gunung dan porter untuk penyelamatan darurat dan digitalisasi Jalur Rinjani 360 untuk bahan pengarahan bagi pendaki.

Selanjutnya untuk jangka panjang, pemerintah akan membuat pembangunan penambahan pos persinggahan di jalur pendakian dan melengkapi setiap pos dengan peralatan penyelamatan darurat.

Hariyanto menjelaskan, terkait dengan perlengkapan yang wajib dibawa oleh pemandu, kementerian selama ini selalu berkolaborasi dalam hal pelatihan keselamatan dan keamanan di tempat wisata.

“Nantinya juga kami akan berkolaborasi dengan BASARNAS untuk memastikan pemandu wisata dan porter sudah mengikuti pelatihan keselamatan dan keamanan sehingga bisa nantinya memberikan pertolongan pertama kepada wisatawan sebelum datang tim SAR,” ujar Hariyanto.

Kementerian Pariwisata belum berencana mengeluarkan program terbaru untuk menjamin keamanan dan keselamatan pada wisata ekstrem usai peristiwa di Gunung Rinjani.

Kendati demikian, Kementerian Pariwisata sudah mengeluarkan peraturan terkait standar keamanan dan keselamatan di tempat wisata ekstrem yang tertuang pada Permenparekraf Nomor 4 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata.

Kementerian Pariwisata juga sudah memiliki program pelatihan terkait keselamatan dan keamanan kepada pemandu wisata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *